I.
JUDUL
PRAKTIKUM : Peran enzim katalase pada ekstrak hati
ayam.
II.
TUJUAN
PRAKTIKUM :
· Menyelidiki peran enzim katalase.
· Menyelidiki faktor-faktor yang memengaruhi
kerja enzim.
· Mengetahui serta memahami reaksi-reaksi kimia
yang terjadi pada pengujian enzim katalase.
III.
WAKTU
PELAKSANAAN
· Hari , tanggal
: Senin , 16 September 2013
· Tempat :
Laboratorium Biologi SMAN 1 Bojonegoro.
· Waktu :
15.00 – 16.15 WIB
IV.
DASAR
TEORI
1. Enzim adalah senyawa yang dibentuk oleh sel tubuh organisme. Dalam sel enzim ini
diproduksi oleh organel badan mikro peroksisok. Kegunaan enzim katalase adalah
menguraikan Hidrogen Peroksida (H2O2), merupakan senyawa
racun dalam tubuh yang terbentuk pada proses pencernaan makanan.
Hidrogen peroksida dengan rumus kimia bila H2O2
ditemukan oleh Louis Jacquea Thenard pada tahun 1818. Senyawa ini merupakan
bahan kimia organik yang memiliki sifat oksidator kuat dan bersifat racun dalam
tubuh.
Senyawa peroksida harus segera diuraikan menjadi air
(H2O) dan oksigen (O2) yang tidak berbahaya. Enzim katalase
mempercepat reaksi penguraian peroksida (H2O2) menjadi
air (H2O) dan Oksigen (O2). Penguraian peroksia ditandai
dengan timbulnya gelembung.
Bentuk reaksi kimianya adalah:
H2O à H2O + O2
Enzim tertentu dapat bekerja secara optimal pada
kondisi tertentu pula. Beberapa faktor yang mempengaruhi kerja enzim adalah
sebagai berikut:
a. Suhu
Enzim menjadi rusak bila suhunya terlalu tinggi atau
rendah. Protein akan mengental atau mengalami koagulasi bila suhunya terlalu
tinggi (panas).
b. Derajat keasaman (pH)
Enzim menjadi nonaktif jika diperlakukan pada asam dan
basa yang sangat kuat. Sebagian besar enzim bekerja paling efektif pada kisaran
pH lingkungan yang sedikit sempit (ph= ± 7). Di luar pH optimal, kenaikan atau
penurunan pH menyebabkan penurunan aktivitas enzim dengan cepat.
c. Konsentrasi enzim, substrat, dan
kofaktor
Jika pH dan suhu suatu sustem enzim dalam keadaan
konstan serta jumlah substrat berlebihan, maka laju reaksi sebanding dengan
jumlah enzim yang ada. Jika pH, suhu dan konsentrasi enzim dalam keadaan
konstan, maka reaksi awal hingga batas tertentu sebanding dengan substrat yang
ada. Jika enzim memerlukan suatu koenzim atau ion kofaktor, maka konsentrasi
substrat dapat menentukan laju reaksi.
d. Inhibitor
enzim
Kerja enzim dapat dihambat, baik bersifat sementara
maupun tetap oleh inhibitor berupa zat kimia tertentu. Pada konsentrasi
substrat yang rendah akan terlihat dampak inhibitor terhadap laju reaksi.
2. Hati merupakan kelenjar terbesar di dalam tubuh,
terletak dalam rongga perut sebelah kanan, tepatnya di bawah diafragma. Berdasarkan fungsinya, hati juga termasuk
sebagai alat ekskresi. Hal ini dikarenakan hati membantu fungsi ginjal
dengan cara memecah beberapa senyawa yang bersifat racun
dan menghasilkan amonia, urea,
dan asam urat dengan memanfaatkan nitrogen dari asam amino. Proses pemecahan senyawa racun oleh hati
disebut proses detoksifikasi.Lobus
hati terbentuk dari sel parenkimal dan sel non-parenkimal. Sel parenkimal pada hati disebut hepatosit, menempati sekitar 80% volume
hati dan melakukan berbagai fungsi utama hati. 40% sel hati terdapat pada lobus
sinusoidal. Hepatosit merupakan sel endodermal yang terstimulasi oleh jaringan mesenkimal secara terus-menerus pada saat embrio
hingga berkembang menjadi sel parenkimal. Selama masa tersebut, terjadi
peningkatan transkripsi mRNA
albumin sebagai stimulan proliferasi dan diferensiasi
sel endodermal menjadi hepatosit.
V.
VARIABEL
Berdasarkan praktikum yang dilakukan, dapat
diklasifikasin beberapa variabel,yaitu:
o
Varaibel Bebas : Jenis larutan, banyaknya jumlah
larutan yang
ditambahkan ke dalam tabung reaksi
o
Variabel Terikat : Banyaknya gelembung yang dihasilkan
(keadaan
gelembung) dan keadaan bara api
o Variabel Kontrol : penambahan H2O2 pada setiap tabung reaksi
VI.
ALAT DAN BAHAN
1. Alat
-
Tabung reaksi
-
Pipet ukur
-
Tabung ukur
-
Gelas kimia
-
Satu set alat
penumbuk
-
Korek api kaki
tiga
-
Tissue
-
Lampu spiritus
-
Penjepit tabung
-
Lidi
2. Bahan
-
Hati ayam
-
Larutan H2O2
-
Larutan HCl
-
Larutan KOH
-
Akuades
-
VII.
CARA
KERJA
1. Buatlah potongan hati ayam dengan ukuran 1 cm
x 0,5 cm x 0,5 cm.
2. Haluskan tiap-tiap potongan hati ayam dengan
alat penumbuk.
3. Siapkan lima tabung reaksi dan berilah label
A, B, C, D, dan E.
4. Siapkan 2 ml ekstrak hati, masukkan ke dalam
masing-masing tabung. Tambahkan 2 ml larutan H2O2 kedalam lima tabung reaksi tersebut.
5. Selanjutnya,pada tabung A, D, E ditambahkan
dengan 2 ml larutan H2O2. Tutup mulut tabung menggunakan tissue dan
amati berubahanya yang terjadi.
6. Pada tabung B ditambahkan dengan 2 ml larutan
HCl pekat. Tutup mulut tabung menggunakan tissue dan amati berubahanya yang
terjadi.
7. Pada tabung C ditambahkan dengan 2 ml larutan
KOH. Tutup mulut tabung menggunakan tissue dan amati berubahanya yang terjadi.
8. Nyalakan api pada lampu spirtus dan bakar lidi
hingga muncul bara api.
9. Sesudah bara api siap, buka perlahan-lahan
tabung reaksi A dan letakkan bara api ke dalam mulut tabung reaksi. Lakukan hal
yang sama tabung reaksi B, dan C. Lalu amati perubahan pada masing-masing
tabungnya.
10. Panaskan air hingga setengah mendidih,
rendamlah tabung E selama 1 menit. Siapkan bara api, buka penutup tabung dan
masukkan bara api kedalam mulut tabung, amati perubahan yang terjadi.
11. Pada tabung D, rendamlah dalam air es selama 1
menit. Siapkan bara api, buka penutup dan masukkan bara api ke dalam mulut
tabung. Amati perubahan yang terjadi.
12. Amati pembentukan gelembung pada tabung dan
keadaan bara api pada kelima tabung tersebut.
13. Catat perubahan yang terjadi dalam tabel.
VIII.
HASIL
PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A.
HASIL PENGAMATAN
Tabung
|
Larutan dalam tabung
|
Gelembung
|
Bara api
|
A
|
Katalase + H2O2
|
+++
|
++++
|
B
|
Katalase + H2O2 +HCl
|
+
|
+
|
C
|
Katalase + H2O2 + KOH
|
++
|
++
|
D
|
Katalase + H2O2 di dinginkan
|
++
|
++
|
E
|
Katalase + H2O2 di panaskan
|
++
|
++
|

B.
PEMBAHASAN
Enzim adalah
katalis yang terbuat dari protein dan dihasilkan oleh sel. Enzim mempunyai
sifat spesifik yaitu hanya mengatalisis reaksi kimia
tertentu. Sepertihalnya enzim katalase yang hanya dihasilkan oleh organel
peroksisom. Enzim ini berfungsi menguraikan H2O2 menjadi
H2O dan O2 dengan reaksi sebagai berikut :
2H2O2
katalase 2H2O + O2
H2O
yang dihasilkan dari reaksi berupa uap air. Sedangkan variable terikat
percobaan ini adalah banyaknya gelembung dan nyala api. Gelembung-gelembung
udara yang dihasilkan saat reaksi penetesan H2O2 adalah
bentuk dari O2. O2 diperlukan untuk reaksi pembakaran,
bara api dari lidi digunakan untuk menguji campuran yang terbentuk dari
masing-masing perlakuan. Nyala api akan terlihat saat bara api bereaksi dengan
O2. Besar kecilnya nyala api dapat menjadi indikasi kadar O2
yang dihasilkan dalam proses katalisis.
- Perlakuan A (Hati + H2O2)
Pada perlakuan
ini, tercatat gelembung dan nyala api yang dihasilkan adalah yang paling banyak
dari semua perlakuan. Terbentuknya gelembung membuktikan adanya kandungan enzim
katalase dalam organ hati. Hal ini disebabkan karena hati yang masih segar
memiliki pH netral dan suhu optimum sehingga enzim katalase di dalamnya
aktif. Tidak ada inhibitor yang mengganggu kerja enzim untuk mengkatalisis H2O2
dan menghasilkan produk (H2O + O2) yang maksimal.
- Perlakuan B (Hati+ HCl +H2O2)
Pada perlakuan
ini, tercatat gelembung yang dihasilkan sedikit dan nyala api (redup hampir
mati). Hal tersebut menunjukkan bahwa enzim katalase dalam hati
tidak dapat bekerja pada kondisi ini (asam) aktivasi enzim menurun atau hilang
(terjadi kerusakan enzim). Penambahan HCl (pH<7) yang bersifat asam merubah
kondisi di sekitar molekul menjadi kondisi asam yang dapat menonaktifkan sisi
aktif enzim sehingga menghalangi substrat untuk berikatan dengan enzim.
- Perlakuan C (Hati+ KOH +H2O2)
Pada perlakuan
ini, tercatat gelembung yang dihasilkan sedikit dan menghasilkan sedikit nyala api. Hal tersebut menunjukkan bahwa
enzim katalase dalam hati bekerja tetapi tidak normal , karena pada H2O2 tidak diubah
menjadi air dan oksigen. Hal tersebut disebabkan karena terjadinya
rusaknya sisi aktif enzim yang menyebabkan enzim tidak dapat lagi
berikatan dengan substratnya sehingga aktivasi enzim menurun atau hilang.
Denaturasi enzim perlakuan ini disebabkan oleh penambahan KOH yang bersifat
basa dapat merubah kondisi di sekitar molekul menjadi kondisi basa (pH>7).
Sedangkan enzim katalase aktif pada pH netral (pH=7).
- Perlakuan D (Hati beku + H2O2)
Pada perlakuan
ini, tercatat gelembung yang dihasilkan sedang karena suhu hati beku (>0oC)
kurang dari suhu optimum yang diperlukan untuk kerja enzim katalase (±30oC).
Penurunan suhu membuat protein enzim mengalami kondisi nonaktif. Sehingga H2O2
tidak dapat dikatalisis dengan sempurna. Dalam percobaaan juga terlihat adannya
nyala api yang sedang, ini disebabkan karena gelembung yang terbentuk juga
sedang dan tidak mencukupi untuk melangsungkan reaksi pembakaran (nyala api)secara
sempurna .
- Perlakuan E (Hati rebus + H2O2) dan
Pada perlakuan
ini, tercatat gelembung yang dihasilkan sedang karena suhu air mendidih (100oC)
melebihi suhu optimum yang diperlukan untuk kerja enzim katalase (±30oC).
Peningkatan suhu membuat protein enzim mengalami denaturasi karena putusnya
ikatan hidrogen, ikatan ionik, dan ikatan penstabilnya,
rusaknya bentuk tiga dimensi enzim yang menyebabkan enzim
tidak dapat lagi berikatan dengan substratnya sehingga aktivasi enzim menurun
atau hilang. Sehingga H2O2 tidak dapat dikatalisis
dengan sempurna. Dalam percobaaan terlihat adannya nyala api yang sedang, hal ini
disebabkan karena gelembung yang terbentuk hanya sedang dan tidak mencukupi
untuk melangsungkan reaksi pembakaran (nyala api) secara besar (sempurna).
IX.
KESIMPULAN
1.
Enzim katalase
diproduksi oleh peroksisom, paling banyak ditemukan di hati. Enzim katalase
berperan dalam reaksi katalisis senyawa H2O2menjadi H2O
dan O2.
2H2O2
enzim katalase 2H2O + O2
2.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi kerja enzim katalase adalah :
·
Suhu
Enzim katalase dapat
bekerja pada suhu optimum (±30oC)
·
Derajat keasaman (pH)
Enzim katalase aktif
pada pH netral (pH 7)
·
Konsentrasi enzim dan
konsentrasi substrat
Semakin tinggi konsentrasi substrat dan konsentrasi enzim, maka kinerja
enzim akan meningkat. Namun pada kondisi maksimum kinerja enzim tidak dapat
dipercepat kembali.
X.
SARAN
1.
Melaksanakan percobaan sesuai dengan langkah
kerja
2.
Lebih teliti dalam pengamatan, terutama
pengamatan saat munculnya gelembung dan nyala api.
3.
Cuci alat yang
digunakan pada saat percobaan dengan sabun cuci agar tidak tercium bau amis.
LAMPIRAN

![]() |
![]() |
|||||
![]() |
![]() |




![]() |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar